Assalamu'alaikum,,,,,,
Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi ilmu yaitu mengenai "Hadits Mencari Ilmu", silahkan dibaca makalahnya ya gan !!! heheheh
semoga bermanfaat, Aamiin :D
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesungguhnya menuntut ilmu meruapakan amalan taqarub kepada Allah yang paling
utama yang akan mendekatkan seoran hamba kepada Rabbnya. Ia termasuk berhak
ketaatan yang paling utama yan gakan mengangkat kedudukan seseorang muslim
serta meniggikan posisinya di sisi Allah. Allah telah memerintahkan para
hamba-Nya untuk mencari ilmu, belajar, berpikir dan merenung.Dan, Dia
memperingatkan mereka dari kebodohan dan mengikuti hawa nafsu.Allah telah
menjelaskan bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang di dalam nya seorang
hamba mengikhlaskan (niat) hanya untuk Allah, mencari keridhaan-Nya berhias
diri dengan adab-adab islami dan berakhlak dengan akhlaknya Nabi Saw.Yang mana
akhlaknya beliau adalah al-quran.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
- Keutamaan
ilmu dan kedudukan penuntut ilmu
- Nash-nash
keutamaan ilmu dan kedudukan orang-orang yang berilmu
- Perkataan
para sahabat dan salafish shali tentang keutamaan menuntut ilmu
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujua penulisan adalah :
- Untuk
mengetahui keutamaan ilmu dan kedudukan penuntut ilmu
- Untuk
mengetahui nash-nash tentang keutamaan ilmu dan kedudukan orang yang
berilmu
- Untuk
mengetahui perkataan sahabat dan salafis shali tentang keutamaan menuntut
ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keutamaan Menuntut Ilmu
- Dimudahkan
baginya masuk surg
مَنْ سَلَكَ طَرِ قً اِ لَى العلم سَهَلَ اللهُ طَرِ قً الى
الجَنَّة
“Dari Abu Hurairah bahwasanya
Rasulullah bersabda “Barangsiapa yang berjalan dalam rangka menuntut ilmu maka
Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.” (H.R. Muslim)
- Orang
yang berilmu diangkat derajatnya oleh Allah. Q. S. Al-Mujadilah : 11
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
- Memiliki
rasa takut kepada Allah Swt. Q. S. Al-Fathir : 28]
وَمِنَ النَّا سِ وَالدَّ وَا بِّ وَالا نْعَا مُخْتَلِفٌ
آَلْوَ ا نُهُ كَذَ لِكَ آِنَّمأ يَخْشَ اللهُ مِنْ عِبَا دِهِ الْعُلَمَا ءُ آِ
نَّ اللهَ عَزِ يْزُ غَفُوْ رٌ
Artinya:
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan
binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama[1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
[1258] yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini ialah orang-orang
yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan
Allah.
- Orang
yang dinilai jihad fisabilillah Q. S. At-Taubah :122
Artinya
: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.
- Sebaik-baik
manusia
Dari Utsman, Rasulullah bersabda “sebaik-baik kalian adalah
yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.”
- Seorang
lebih mulia dari ahli ibadah
“Disebutkan
rasulullah tentang orang saleh salah satunya hali ibadah dan salah satunya
thalabut ilmu dan rasulullah bersabda “keutamaan menuntut ilmu di atas ahli
ibadah seperti keutamaan di atas orang yang paling rendah di antara kalian.” (H.R. Ad-Damy Hasan Basri berkata
sanadnya hasan)
- Akan
dimintakan ampun oleh penduduk langit dan bumi
اَ نَّ الْخَلْقَ يَسْتَغْفِرُوْ نَ اللهَ اِ نَّ السَّمَا ءِ
وَالسَمَكِ فىِ البَحْرِ الى المُتَعَلِّمِ
“Saya
mendengar Rasulullah bersabda : “Dan sesungguhnya seorang alim itu mintahkan
ampun dari langit dan bumi sampai ikan di laut”
B. Nash-Nash Keutamaan Ilmu Dan Kedudukan Orang-Orang Yang
Berilmu
Tidak diragukan lagi bahwa kesadaran para penutnt ilmu periha kemuliaan yang
tinggi yang didapatkan melalui belajar serta kedudukan yang tinggi yan gbakal
mereka dapatkan akan menjadikan mereka sangat antusias untuk menempuh jalan
ilmu, belajar dan beretika denga etika-etika syar`i yang akan meningkatkan
keduduan dan keutamaan mereka di sisi Allah Swt. Sehingga, manusiapun
bisa mengambil manfaat dari mereka.
Berikut ini kami paparkan secara singkat nash-nash yang menyebutkan tentang
anjura menuntut ilmu, kedudukan ulama serta pahal yag agung dan keutamaan yang
besar yang Allah siapkan bagi mereka :
Peniggian derajat menunjukan keutamaan yang agung yang mencakup ketinggian
secara maknawi (konkrit) di dunia berupa kedudukan yang tinggi dan reputasi
yanga baik dan secara hissy (abstrak) di akhirat berupa kedudukan yang tinggi
di surga.
Dalil yang menunjukan
keutamaan ilmu dan wajibnya meminta tamgbahan tentagnya adalah firman Allah
Taala sebagai perintah terhadap Rasulullah Saw :
…Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan."Allah
Swt tidak pernah menyuruh Rasulullah Saw untuk meminta tambahan sesuatu,
kecuali meminta tambahan ilmu.yang dimaksud dengan ilmu di sini adalah ilmu
syari yang menghantarkan seorang hamba untuk mengenal Allah Swt dan mengetahui
perintah agama yang wajib bagi seorang mukallaf baik dalam hal ibadah maupum
muamalah.
Allah telah memulikan ilmu dan ulama dengan kebaikan
melimpah yang diberikan kepada mereka,
Dalam keterangan di atas, ilmu lebih didahulukan sebelum
amal, sebagaimana yang diungkapakan oleh imam bukhari.
Ilmu yang bermanfaat memiliki buah yang sangat besar. Dan,
buah yang paling menonjol adalah pelakunay akan merasa takut kepada Allah Swt.
Sebab, ulama adalah manusia yang paling takut kepada Rab mereka. Karena, ketika
mereka mempelajari ilmu, niscaya akan bertambah pengetahuan mereka terhadap
Rabb mereka dan semakin kokoh iman dalah hati.:
Ulama adalah orang yang memiliki pengetahuan yang lurus dan
pemahaman yang mendalam.
Bagi yang memperhatikan ayat-ayat al-quranul karim, tentu ia
akan mengetahui kedudukan ilmu dan ulama. Banyak ayat yan gmenyebutkan perihal
mereka yagn di dalamnya disebutkan tentang ilmu dan macam-macamnya, pemahaman,
pengetahuan, anjuran untuk menganalisa, berpikir dan memfungsikan akal untuk
bekerja dan lain sebagainya.
Dari
Abu Musa Al-Asy`ary dari Nabi beliau bersabda
“Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang aku utus oleh Allah
dengannya adalah seperti hujan deras yang mengenai tanah. Di antara tanah itu
ada yang subur yang akan menyerap air dan menumbuhkan rerumputan yang sangat
banyak. Ada juga tanah yang keras (tidak subur) yang bisa menampung air, lalu
Allah menjadikannya gbermanfaat bagi manusia sehingga mereka bisa minum,
mneyirami tanaman dan bercocok tanam. Adapula kelompok lain yang seperti tanah
tandus yang tidak bisa menampung air dan tidak bisa menumbuhkan rerumputan.
Itulah perumpamaan orang yang mempelajari agama Allah, dimana petunjuk yang aku
bawa akan bermanfaat baginya, lalu ia berilmu dan mengajarkannya. Juga,
perumpamaan orang yang tidak pernah mengangkat kepalanya untuk itu serta orang
yang tidak mau menerima petunjuk Allah yang aku bawa.
Di dalam hadist ini mengandung bimbingan Nabi untuk berusaha
mencari ilmu dan belajar.Hal itu seperti perumpamaan yang disampaikan oleh Nabi
Saw terhadap agama yang beliau bawa denga hujan deras yang datang kepada
manusia di saat mereka sangat membutuhkannya. Kemusian Beliau menyerupakan
orang-orang yang mendengar apa yang beliau bawa dengan tanah yang beranekaraga
yang tertimpah air hujan.
Diantara mereka ada yang berilmu, mengamalkn adan
mengajarkannya. Orang ini ibarat tanah subur yang menyerap air hujan dan
memanfaatkan untuk dirinya, lalu menumbuhkan tumbuhan dan memberikan manfaat
kepada yang lain.
Di antara mereka ada yang senang mengumpulkan ilmu dan
menghabiskan waktunya utnuk itu, tetapi ia tidak mengamalkanya atau tidak
memahami apa yang telah ia kumplkan. Meski begitu, ia mau mengajarkannya kepada
orang lain. Orang ini ibarat tanah keras yaitu tanah yang hanya bisa menampung
air dan manusia bisa mengambil manfaat darinya.
Dan, diantara mereka ada yang mendengar ilmu, tetapi tidak
menjagahnya, tidak mengamalkannya, dan tidak mengajarkan kepada yang lain.
Orang ini ibarat tanah cadas berkapur.Yaitu tanah gersang yang tidak bisa
menyerap air dan tidak bisa menumbuhkan rerumputan.
Dua kelompok pertama dikumpulkan dalam kategori terpuji
karena sama-sama bisa memanfaatkan ilmu, meskipun tingkatannya
berbeda.Sedangkan, kelompok yang ketiga tercela karena tidak memanfaatkan ilmu.
Tidak diragukan lagi bahwa sangat berbeda antara orang yang
menempuh jalan ilmu lalu mengambil manfaat darinya dan orang-orangpun dapat
mengambil manfaat darinya dan antara orang yang puas denga kebodohan dan hidup
dalam kegelapan, sehingga ia tidak mendapatkan sedikitpun bagian dari warisan
para nabi (ilmu syari).
Dari Abu Hurairah dari Nabi, beliau bersabda :
“Apabila
anak keturunan Adam mati maka akan terputus amalnya, kecuali tiga hal; sadaqah
jarriyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya (orang tua).”
Alangkah besarnya kebaikan dan pahala yang akan mengalir bak
hujan deras yang tidak akan pernah berhenti selama ilmu orang alim ini
diajarkan oleh murd-muridnya dari genersi ke generasi. Begitu juga,
buku-buku dan karya-karyanya yangb bermanfaat bagi manusia di berbagai penjuru
negeri.
Demikianlah pahal seorang alim akan terus berlanjut setelah
kematiannya disebabkan ilmu yang ia tinggalkan kepada manusia dan mereka
memanfaatkannya.
C. Perkataan Para Sahabat Shalafis
Shalih Tentang Keutamaan Menuntut Ilmu
Dari Ali, ia berkata “ilmu itu lebih baik dari harta. Sebab,
ilmu yang akan menjagamu, sedangkan kamu yang akan menjaga harta. Ilmu sebagai
hakim (pemutus perkara), sedangkan harta adalah yang diputuskan perkaranya
(maksudnya yang dikelolah). Para penjaga harta akan mati, sedangkan para
penjaga ilmu akan tetap hidup. Jazad mereka memang mati, tapi kepribadian
mereka akan tetap ada dalam hati.”
Dari Ibnu Mas’ud disebutkan bahwa apabilah ia melihat para
pemuda menuntut ilmu, maka ia berkata, “Selamat datang di sumber-sumber hikmah,
pelita kegelapan, pakaian yang lusuh, hati-hati yang baru, berdiam diri di
rumah-rumah dan wewangian setiap kabilah.”
Artinya, sifat penuntut ilmu yang paling dominan adalah
sibuk dengan menuntut ilmu dan berdiam diri di rumah untuk berdiskusi dan
belajar. Hal inilah yang menyibukkan mereka daripada memperhatiakan berbagai
corak pakaian dan berkeliling di jalan- jalan, sebagaiman yang biasa dilakukan
oleh pemudah yang lain.
Dari Mu’ads bin Jabal, ia berkata, “pelajarilah ilmu. sebab, mempelajari ilmu
kepada Allah itu adalah khosyyah (bukti takut kepada-Nya). Mencarinya adalah
ibadah.Mengulangnya adalah tasbih.Membahasnya adalah jihad.Mengajarkannya
kepada orang yang tidak tahu adalah shedaqah.Melyani orang yang berilmu adalah
taqorrub (amalan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah).
Allah akan mengangkat sejumlah kaum dengannya dan menjadikan
mereka sebagai pemimpin dalam kebaikan. Peninggalannya akan ditelusuri.
Perbuatannya akan di ikuti. Pendapatnya akan dipilih. Para malaikat senang
menjadikannya sebagai kekasih dan sayap-sayap merka akan senantiasa membelinya.
Segala makhluk yang kering dan yang basah akan memintakan ampunan baginya,
hingga ikan hiu dan ikan paus yang berada di dasar lautan. Begitu juga,
binatang-binatang buas dan ternak.Karena limu adalah penghidup hati dari
kebodohan dan lenteran bagi penglihatan dari kegelapan. Dengan ilmu, seseorang
akan sampai pada kedudukan orang-orang pilihan dan derajad yang tinggi di dunia
dan akhirat. Tafakkur dalam ilmu menyerupai ibada puasa.Mempelajari menyerupai
ibadah shalat malam. Dengan ilmu hubungan silatuhrrahmi akan terjalin dan bisa
diketahui yanh halal dan yang haram. Ilmu adalah imannya amal menjadi
pengikutnya. Orang-orang yang beruntung akan mendapatkan petunjuknya dan
orang-orang durhaka akan diharamkan memperolehnya.
Daru Umar bin Khatthtab, ia berkata, “Sesungguhnya akan ada
seseorang yang keluar dari rumahnya dengan membawa dosa seperti gunung Tihamah.
Ketika ia mendengarkan ilmu, maka ia merasa takut, lantas pulang dan bertaubat.
Ia masuk kedalam rumahnya dengan tidak memiliki dosa sama sekali. Maka,
janganlah kalian tinggalkan majelis-majelis para ulama.”
Umar juga berkata “Wahai manusia, hendaklah kalian mencari ilmu.karena
sesungguhnya Allah memiliki selendang yang ia cintai.barang siapa yang mencari
satu sisi ilmu saja, niscaya Allah akan menutupinya dengan selendang-Nya
tersebut. jika ia berbuat dosa, maka Dia akan menegurnya agar selendang itu
tidak terlepas, hinggah orang tersebut meninggal.”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu adalah masalah/perantara bukan tujuan para penuntut
ilmu merasa cukup dengan apa yang mereka pelajari. Ilmu adalah informasi
tentang hala dan haram. Pelita penghuni syurga/pelembut saat sahabat dalam
keterasingan, teman bicara disaat sendiri, penujuk disaat senang dan susah,
senjata untuk menghadapi musuh, dan perhiasan bagi orang-orang yang mulia.