Jika ingin file makalahnya, silahkan langsung download aja ya DISINI !!! :D
Jangan lupa untuk baca yang lainnya ya heheheh
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dilahirkan
sebagai makhluk yang selalu diliputi oleh bermacam permasalahan.Sementara
semenjak diciptakan,sifat manusia tidak pernah merasa puas dan senang. Diberi
kesenanga ia lupa daratan, sementara bila diberi kesulitan, ia akan bersedih
dan gundah gulana tak menentu.
Padahal bagi seorang
mukmin,segala sesuatu yang terjadi pada dirinya,seharusnya tetap menjadi
kebaikan bagi dirinya. Namun betapa banyak kaum muslimin yang mendapat musibah
iaakan tergores keimanannya. Cobaan demi cobaan yang
diberikan Allah swt kepadanya, seringkali diterima dengan kekecewaan, bahkan
kemarahan.Tak jarang,muncul ucapan-ucapan ataupun perbuatan yang tidak wajar
bahkan brutal demi melampiaskan kekecewaan.
Padahal kalau mereka
mempelajari lebih dalam tentang Islam, mereka akan mengetahui bahwa seringkali
Allah hendak menyesuaikan amalan seorang hamba dengan derajat yang tinggi yang
telah ditakdirkan baginya.Karena tidak ada suatu musibah yang menimpa seseorang
melainkan kehendak dari Allah,apakah ia bisa menyikapi musibah yang menimpa
dirinya itu dengan rasa keimanan dan kesabaran atau bahkan dengan sebaliknya.
Allah swt berfirman dalam Al-quran :
Allah swt berfirman dalam Al-quran :
ما ا صا ب من مصيبة الا باءذن الله ومن يؤمن
باالله يهد قلبه والله بكل شيء عليم<التغبون:اا>
Artinya : ”Tidak ada
suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah ; Dan barang
siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
hatinya.Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS.Ath-Thaghabun : 11).
1.2 Rumusan
Masalah
Penulis
merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa
Pengertian dari Musibah ?
2. BApa
saja Macam-macam Musibah?
3. Bagaimana
Cara Menyikapi Musibah?
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
1. Agar Mahasiswa tahu tentang Pengertian Musibah
2.
Agar para mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang macam-
macam
musibah.
3. Agar mahasiwa dapat mengetahui cara menyikapi musibah
4. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hadist 3
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Musibah
Musibah berasal dari kata ashaaba,
yushiibu, mushiibatan yang berarti segala yang menimpa pada sesuatu kaum baik
berupa kesenangan maupun kesusahan, akan tetapi umumnya musibah selalu identik
dengan kesusahan, padahal kesenangan yang dirasakan pada hakikatnya juga
musibah juga. Dan dengan musibah, Allah SWT hendak menguji siapa yang paling
baik amalnya. Allah SWT berfirman :
انا جعلنا ما علي
الأرض زينة لها لنبلو هم ايهم احسن عملأ .
“Sesungguhnya kami telah jadikan apa yang
ada dibumi sebagai perhiasan baginya, karena Kami hendak member cobaan kepada
mereka, siapakah di antara mereka yang paling baik amalnya”. (Q.S Al-Kahfi :7).
Musibah adalah kejadian (peristiwa) menyedihkan yang menimpa.
Alqurthubi menyatakan :” Musibah adalah segala yang mengganggu seorang mukmin
dan menjadi bencana baginya.” Ikrimah meriwayatkan secara mursal bahwa lampu
Nabi Muhammad saw suatu malam padam,lalu beliau berkata:” Inna lillahi wa inna
ilaihi raji’un.” Ada yang bertanya :”Apakah ini musibah wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: ”Betul.Segala yang menyusahkan kita adalah musibah.”
2.2
Macam-macam Musibah
2.2.1
Musibah Dunia
Diantaranyamusibah dunia itu adalah :
1.
Musibah Sakit
Dalam kehidupan
sehari-hari manusia senantiasa dihadapkan dengan hal-hal yang saling
berlawanan.Hal yang saling berlawanan itu, satu sisi menyenangkan dan sisi lain
tidak menyenangkan. Diantara hal yang tidak menyenangkan bagi manusia adalah
musibah sakit.
Dalam menghadapi
penyakit adakalanya manusia panik dan menggerutu. Padahal setiap apa yang Allah
timpakan kepada makhluknya belum tentu hal itu sesuatu yang menyakitkan belaka
tetapi hal itu sebagai ujian kesabaran bahkan sebagai ladang pahala,sebagaimana
sabda rasulullah yang berbunyi :
عن ابي سعيد وابي هريرة
رضي الله عنهما عن النبي صلي الله عليه وسلم قال : مايصيب المسلم من نصب ولا هم
ولا ادئ ولا غم حتئ الثو كه يشا كها الا كفو الله بها من خطا يا ه. {رواه بخري و
مسلم}
Artinya : Abi Said dan Abu Hurairah r.a
berkata : Bersabda Rasulullah saw :” Tiada seorang muslim yang menderita kelelahan
atau penyakit, atau kesusahan hati ,bahkan gangguan yang berupa duri melainkan
semua kejadian itu akan berupa penebus dosanya.(HR.Bukhari dan Muslim).
Dari hadits diatas
sangatlah jelas bahwa musibah sakit merupakan suatu penebus dosa bagi orang yang
menderita bagi si sakit.Jadi tidak semua jenis musibah itu akan hanya membuat
si sakit hanya menderita, tapi sebaliknya dibalik musibah ada hikmah yang dapat
diambil.
Demikian pula bila
pada suatu daerah sudah terjadi wabah penyakit maka kita hendaknya bersabar dan
tidak boleh meninggalkan tempat tersebut,karena walaupun bagaimana musibah
datangnya dari Allah dan sudah menjadi ketentuannya.Sebagaimana sabda
Rasulullah :
عن اسا مة رضي الله عنه
عن النبي صلئ الله عليه وسلم قال : إذا سمعتم الطا عون بأرض فلا تدخلو ها واذا وقع
بارض وانتم فيها فلاتخرجوا منها. {رواه بخري و مسلم}
Artinya :Dari Usamah
ra.dari Nabi Muhammad saw,beliau bersabda :” Apabila kalian mendengar ada
tha’un (penyakit menular) pada suatu negeri,maka janganlah kalian memasuki
negeri itu.Dan apabila penyakit itu melanda suatu negeri,sedangkan kalian
berada di sana,maka janganlah kalian keluar dari negeri itu.” (HR.Bukhari dan
Muslim).
Demikianlah hendaknya
bila ada musibah sakit kita harus hadapi dengan lapang dada dan bertawakal.
2.
Meninggal Dunia
Allah menciptakan makhluknya pasti ada
akhir,karena yang kekal hanyalah Allah SWT. Khususnya setiap yang bernyawa akan
merasakan mati.Hal ini telah diterangkan Allah dalam firman-Nya yang berbunyi :
كل نفس ذا ءقة الموة
وانما توفون أجو ركم يوم القيامة .
Artinya:” Tiap-tiap yang bernyawa itu akan
merasakan mati, sesungguh- nya pahala kamu akan disempurnakan pada hari
kiamat.” ( QS.Ali Imran: 185).
Maka tidak bisa dibantah lagi bahwa setiap
yang bernyawa pasti akan merasakan mati.Oleh sebab itu kita harus banyak
mengingat mati, sehingga apabila ajal telah menjemput kita tidak lagi menjadi
panik serta membabi buta dalam menghadapi musibah kematian.Kita harus yakin dan
percaya bahwa kita adalah milik Allah dan kan kembali kepada-Nya. Oleh sebab
itu apabila kita mendapat musibah apalagi musibah kematian,kita dianjurkan
mengucapkan Innalillahi wainna ilaihi rajiun.
Kematian merupakan salah satu rahasia Allah
yang tidak diketahui manusia.Karena batas umur manusia telah ditentukan oleh
Allah SWT,tidak dapat dimajukan dan tidak pula dapat diundur barang
sebentar.Jadi musibah kematian akan dialami oleh setiap umat manusia besar
kecil,tua muda tanpa pandang bulu.Oleh sebab itu kita harus bersiap untuk
menerima musibah kematian tersebut. Membimbing Orang yang akan meninggal dunia
dengan ucapan : Laa Ilaaha Illallaah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
وعن ابي سعيد الخدري
رضي الله عنه قال : قال رسو ل الله صلي الله عليه وسلم : لقنواموتاكم : لااله
الاالله {رواه مسلم}
Dari Abu sa`id Al khudry r.a ber kata
Rasulullah SAW bersabda : Bimbinglah orang yang hendak meninggal dunia dengan
ucapan : Laa Illaha Illallaah” (H. R Muslim).
2.2.2
Musibah Akhirat
Orang yang
tidak punya amal saleh dalam hidupnya, sehingga jauh dari pahala. Rasulullah
SAW pernah bersabda, “Orang yang terkena musibah, bukanlah seperti yang kalian
ketahui, tetapi orang yang terkena musibah yaitu orang yang tidak memperoleh
kebajikan (pahala) dalam hidupnya.
Orang yang terkena musibah berupa
kesusahan di dunia, jika ia hadapi dengan kesabaran, ikhtiar, dan tawakal
kepada Allah SWT, hakikatnya ia tidak terkena musibah. Justru yang ia dapatkan
adalah pahala. Sebaliknya, musibah kesenangan selama hidupnya, jika ia tidak
pandai mensyukurinya, maka itulah musibah yang sesungguhnya.Karena, bukan
pahala yang ia peroleh, melainkan dosa.
Berkenaan dengan hal tersebut, dalam
hadis Qudsi Allah SWT berfirman, “Demi keagungan dan kemuliaan−Ku, Aku tiada
mengeluarkan hamba−Ku yang Aku inginkan kebaikan baginya dari kehidupan dunia,
sehingga Aku tebus perbuatan−perbuatan dosanya dengan penyakit pada tubuhnya,
kerugian pada hartanya, kehilangan anaknya. Apabila masih ada dosa yang tersisa
dijadikan ia merasa berat di saat sakaratul maut, sehingga ia menjumpai Aku
seperti bayi yang baru dilahirkan.”
2.3 Cara Menyikapi Musibah
Sebagai umat Islam
kita diajarkan oleh agama bagaimana selayaknya kita menghadapi segala musibah
yang menimpa pada diri kita.Islam mengajarkan jalan terbaik dalam menghadapi
segala sesuatunya,apakah itu yang besifat mengenakkan atau sebaliknya yang
tidak mengenakkan misalnya bila mendapat musibah.Dalam menghadapi musibah Islam
mengajarkan kita untuk :
2.3.1
Bersabar,karena segala yang menimpa kepada
manusia,baik itu sehat atau sakit,kaya atau miskin,senang atau susah semua
datangnya dari Allah SWT.Agar kita tidak larut dalam kesedihan hendaknya
tanamkan dalam diri kita untuk bersabar dalam menghadapi segala musibah,karena
Allah menyukai orang-orang yang sabar. Pahala Sabar terhadap Musibah :
عن انس بن مالك رضي
الله عنه قا ل : سمعت رسول الله صلي الله عليه وسلم يقول : ان الله تعا لئ قال:
اذا ابتليت عبدي بحبيبتيه فصر عوصته منهما الجنة {رواه بخري}
Artinya : Dari Anas bin Malik, ia berkata :
Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah berfirman : Apabila
Aku mengyuji hambaku dengan kedua kesayangannya lalu ia bersabar maka Aku
menggantikannya dengan syurga. (H.R Bukhori).
2.3.2
Menerima terhadap apa yang menimpa seraya
mengucapkan :
الحمد لله قدر الله وما شا ء فعل {رواه بخري}
الحمد لله قدر الله وما شا ء فعل {رواه بخري}
Artinya :”Segala puji bagi Allah,jika Allah
menghendaki pasti akan terjadi” (HR.Bukhari).
Karena meski kita tidak mau menerima,jika
Allah sudah berkehendak,maka tetap saja akan terjadi.
2.3.3
Berserah diri (tawakal) kepada Allah,setelah
kita melakukan ikhtiar. Karena Allah adalah sebaik-baik tempat untuk berserah
diri.Semoga Allah akan mengganti dengan yang lebih baik.
2.3.4
Berusahalah untuk tabah dan jangan berbuat
yang dilarang agama,misalnya meratap secara berlebihan dengan cara
memukul-mukul diri sendiri,hal ini dilarang keras oleh Rasulullah,
Demikian diantara cara
kita menyikapi segala musibah yang menimpa sehingga terhindar dari hal-hal yang
dapat menyesatkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Musibah berasal dari kata ashaaba,
yushiibu, mushiibatan yang berarti segala yang menimpa pada sesuatu kaum baik
berupa kesenangan maupun kesusahan, akan tetapi umumnya musibah selalu identik
dengan kesusahan, padahal, kesenangan yang dirasakan pada hakikatnya juga
musibah juga. Dan dengan musibah, Allah SWT hendak menguji, siapa yang paling
baik amalnya.Dan Musibah yang ditimpakan kepada umat manusia ada dua
macam.pertama, musibah dunia dan yang kedua, musibh akhirat. Musibah dunia
salah satunya ialah ketakutan, kelaparan, kematian, dan sebagainyaAdapun
musibah akhirat adalah orang yang tidak punya amal saleh dalam hidupnya,
sehingga jauh dari pahala.Rasulullah SAW pernah bersabda, ''Orang yang terkena
musibah, bukanlah seperti yang kalian ketahui, tetapi orang yang terkena
musibah yaitu yang tidak memperoleh kebajikan (pahala) dalam hidupnya.''
Musibah demi musibah yang kita
hadapi selama ini, masih lebih baik apabila kita mau bertobat, dan musibah demi
musibah yang kita lihat , kita rasakan dan kita alami, bila kita hadapi dengan
sabar, ikhlas dan tetap istikomah serta taubat sebenar benarnya taubat dan juga
kembali kepada baik hukum Allah yang telah Allah SWT gariskan dan telah Allah
tetapkan dalam Al-Qur'an serta bimbingan yang telah Nabi Muhammad SAW contohkan
untuk kita semua sesuai yang tertera dalam hadits yang tidak bertentangan
dengan Al-Qur'an, pastilah kita akan mendapat pahala serta petunjuk dan Insya
Allah kita semua selamat baik dunia sampai akhirat.
3.2 Saran
Dan saya penulis sadar bahwa dalam
pembuatan makalah ini pasti terdapat banyak kesalahan, kekeliruan dan
kekurangan, baik itu dari segi tulisannya, bahasanya ataupun yang lain. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kepada dosen serta teman-teman sekalian untuk
dapat memnerikan kritik dan sarannya, agar dapat kita benahi bersama dan dapat
kita ambil manfa`atnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://staimaarifjambi.blogspot.com/2009/01/makalah-tugas-terstruktur-perorangan.html
tgl 15 Desember 2012
http://hadits-qudsi.blogspot.com tgl 17Desember 2012
Imam
Nawawi,Terjemah Riyadhus Shalihin Jilid 2,Bandung:Pustaka Amani,1999
Jika ingin file makalahnya, silahkan langsung download aja ya DISINI !!! :D
Jika ingin file makalahnya, silahkan langsung download aja ya DISINI !!! :D